1. Rongorongo
Jenis bahasa ini merupakan sisi lain dari "misteri Easter Island", karena Rongorongo merupakan bahasa beraksara hiroglif yang digunakan oleh penduduk pertama di pulau itu.
Dianggap sebagai misteri, karena meski Easter Island tidak memiliki "tetangga" berkemampuan baca tulis, namun Rongorongo muncul secara misterius di pulau itu pada 1700-an. Sayang,
bahasa itu hilang karena bangsa Eropa yang pertama kali menjajah
pulau itu, melarang mengartikan Rongorongo karena dianggap sebagai akar
budaya paganisme, meski minat ilmuwan untuk mempelajari bahasa langka
itu amat besar.
2. Helike, kota yang hilang
Penulis
asal Yunani, Pausanias, menjelaskan kalau sebuah gempa besar
menghancurkan kota Helike, dan kemudian datang tsunami hebat yang
menyapu habis apapun yang masih tersisa di kota metropolis yang sedang
berkembang itu.
Halike merupakan kota yang menjadi pusat pemujaan Poseidon,
dewa dalam mitologi Yunani yang dipercaya sebagai penguasa lautan,
sekaligus merupakan dewa gempa bumi dan kuda. Tak ada jejak atas
hilangnya kota dan penduduknya yang legendaris tersebut dalam teks-teks
Yunani kuno, hingga pada 1861, ketika seorang arkeolog menemukan koin
perunggu dengan kepala bergambar Poseidon.
Pada 2001, sepasang
arkeolog juga menemukan koin yang sama di bawah reruntuhan Helike di
antara pasir berlumpur dan berkerikil. Hingga saat ini mereka masih
menggali untuk apa yang mereka yakini sebagai "Atlantis yang nyata".
3. The Bog Bodies
Ini fenomena yang sulit dipecahkan latar belakangnya. Meski Crime Scene Investigation (CSI) bekerja keras, mereka tetap belum dapat beranjak dari data yang telah mereka dapatkan selama ini.
Ratusan
orang yang diperkirakan hidup pada 9000 sebelum Masehi (SM), mayatnya
ditemukan terkubur di lahan basah di beberapa belahan wilayah utara
Eropa. Orang-orang yang dikenal sebagai manusia rawa itu diduga
meninggal akibat menjadi korban ritual penyembahan, karena pada tubuhnya
ditemukan tanda-tanda penyiksaan.
Yang fenomenal adalah, meski telah meninggal dalam kurun waktu yang begitu lama,
tubuh mereka tidak hancur meski tidak mengalami proses pengawetan
seperti mumi. Diduga, kadar asam yang terkandung dalam air di
rawa-rawa, kurangnya oksigen dalam air dan suhu yang rendah menjadi
penyebab awetnya jasad mereka.
4. Keruntuhan Peradaban Minoans
Hingga kini sejarawan masih berselisih tentang penyebab runtuhnya peradaban pada Zaman Perunggu yang muncul di Kreta, Yunani, dan berkembang hampir 5.000 tahun lalu hingga masa kehancurannya pada 1450 SM.
Para
Minoans adalah orang-orang yang berpendidikan, prajurit, pedagang,
seniman, dan pelaut yang andal dan berpengalaman. Kerajaan maritim
mereka sangat luas. Merekalah bangsa pertama di Eropa yang menggunakan
bahasa tulis yang disebut Linear A.
Raja
peradaban ini, Raja Minos, memiliki Istana yang sangat luas dan rumit,
dan merupakan istana pertama di Eropa yang memiliki jalan beraspal.
Istana itu berada di Knossos. Raja Minos tinggal bersama manusia
pemakan banteng yang senantiasa berkeliaran di labirin istana. Namanya Minotaur.
Saat peradaban ini runtuh sekitar 3.500 tahun lalu, bencana alam
terburuk sejak Zaman Es, yakni sebuah letusan gunung berapi besar,
terjadi di Pulau Aegea, sebuah pulau kecil di kawasan Thera, Yunani,
yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Pulau Kreta. Hingga kini
ilmuwan masih bingung bagaimana bencana ini bisa menghancurkan Minoans,
namun ada spekulasi yang menyebutkan bahwa bencana di Aegea itu tak
hanya membuat Minoans tertimbun abu vulkanik, namun juga disapu tsunami besar yang membuat peradaban itu punah seketika.
5. The Stones Carnac
Ada
mitos di balik kemisteriusan 3.000 buah batu dari zaman Neolitikum
yang berdiri hingga sepanjang lebih dari 12 kilometer, dan berada dalam
garis yang sempurna, di pantai Britanny di barat laut Perancis. Konon,
menurut penduduk setempat, batu-batu itu merupakan satu legiun tentara
Romawi yang sedang melakukan parade, dan diubah menjadi batu oleh
Merlin sang penyihir.
Para ilmuwan meyakini, batu-batu dalam situs megalitikum
itu dipahat dari batu lokal pada sekitar 4500 SM hingga 3300 SM. Meski
alasan mengapa batu-batu itu dibuat dan disusun seperti itu belum
terpecahkan, namun ada ilmuwan yang memperkirakan bahwa Stones Carnac
merupakan detektor gempa yang rumit.
6. Jati Diri Robin Hood
Kisahnya
melegenda dan tersohor hingga penjuru dunia. Bahkan telah beberapa
kali difilmkan. Tapi siapakah sebenarnya pimpinan kelompok pencuri
berhati dermawan dari Hutan Sherwood di Yorkshire, Inggris, yang pandai
memanah dan bermain pedang ini?
Dalam kehidupan nyata, eksistensi bandit altruistik
yang tinggal di hutan dengan musuh seorang raja legendaris berpedang
sakti, nampaknya memang masuk akal. Namun, perburuan sejarah untuk
mengungkap jati diri tokoh ini hanya memunculkan segudang kemungkinan
tanpa jawaban pasti.
Untuk mengungkap jati diri tokoh legendaris
ini, para peneliti sempat menduga bahwa nama Robin Hood merupakan
penyamaran dari nama yang mirip dengan nama itu. Maka, muncullah daftar
panjang nama orang yang satu di antaranya dicurigai sebagai Robin Hood.
Mereka di antaranya Robert Hod yang juga bermukim di Yorkshire, dan
Robert Hood yang tinggal Wakefield. Namun tetap tak ada hasilnya. Jati
diri Robin Hood tetap menjadi misteri dalam sejarah yang melegenda di
Inggris.
7. Hilangnya Satu Legiun Tentara Romawi
Pada
53 SM, setelah pasukan Parthia dari Persia mengalahkan satu legiun
tentara Romawi yang dipimpin Jenderal Crassus, pasukan itu menjadi
tawanan perang, dan kemudian menghilang begitu saja, tanpa jejak.
Konon, menurut legenda,
setelah menjadi tawanan perang, pasukan itu digiring menuju Persia
dengan melalui Gurun Gobi, namun kemudian ditangkap tentara Kerajaan Dinasti Han.
Legenda ini diperkuat teori yang diungkap Homer Dubs, profesor sejarah
Cina dari Universitas Oxford. Pada 1950, setelah menerjemahkan buku
sejarah kerajaan itu, Dubs mengatakan bahwa dia menemukan sebuah kota
bernama Liqian yang didirikan di wilayah Han pada 36 SM. Kota itu
didirikan untuk mengeksekusi tawanan.
Dalam bahasa Cina kuno,
Liqian merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut Kekaisaran
Romawi, dan para arkeolog percaya kalau di masa kini, kota Liqian kuno
adalah kota yang kini bernama Zhelaizhai. Keyakinan ini mengacu pada
ciri-ciri fisik penduduk kota itu yang sama sekali tidak mirip bangsa
Cina, namun lebih mirip fisik bangsa Kaukasia. Baik dari bentuk hidung
yang bengkok, rambut yang berwarna pirang, biji mata berwarna biru, dan
tinggi tubuh yang lebih dari 1,82 meter.
Sejarawan abad pertama
Cina, Ban Gu, dalam catatannya menulis bahwa tentara Han
berkonfrontasi dengan pasukan aneh yang melakukan perlawanan dengan
"formasi ikan skala", sebuah formasi unik yang merujuk pada cara
berperang tentara Romawi.
Saat ini, penduduk kota Zhelaizhai
sedang melakukan tes DNA untuk membuktikan apakah mereka memang
keturunan tentara Romawi yang hilang itu.